Ada istilah yang mengatakan bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik. Dan pengalamanku selama mengikuti diklat jurnalistik benar-benar pengalaman yang tak akan pernah kulupakan. Ada banyak ilmu yang kuperoleh, ada banyak sahabat yang kutemui, ada banyak keluhan tapi ada banyak senyuman juga. Satu hal yang kupelajari yakni bekerjalah sesuai deadline yang di tetapkan. Selama pelatihan di sana, semua tugas harus dikumpulkan tepat waktu.Buat mading aja di beri waktu nggak sampai 1 jam, mana bahannya juga belum ada. Tapi karena nggak boleh protes ya..kita kerja aja semampunya kita. Jadilah pada detik-detik terakhir kami cuma asal nempel bahan yang ada, tapi luar biasanya kami menang. Mugkin memang lagi nasib. he..he..
Hal lain yang kupelajari adalah "dunia jurnalistik" tak semudah yang kita bayangkan.Bekerja di dunia jurnalistik benar-benar bekerja di bawah tekanan. Aku saja yang cuma ikut pelatihan harus mengurangi jatah tidurku. Hari pertama kami tidur jam 3 pagi. Hari ke-2, pelatihan tidurnya jam 4 pagi dan acara penutupan sampai jam 12 malam. Aduh kalau terus begini, bisa hitam semua mataku. Untung nggak sampai mirip mata kuntilanak (he...he...).
Untuk mempersingkat waktu...agar semua pembaca juga nggak bete kita lanjut aja kebagian yang paling seru. Orang Makassar pasti sudah tau di mana daerah prostitusi yang terkenal di sini. Nah..disanalah kami bertugas mengumpulkan informasi untuk di jadikan bahan buletin kami nantinnya, dan waktu yang di berikan hanya selama 1 jam. Lebih dari itu bus yang menjemput akan meninggalkan kami. Aku benar-benar baru pertama kali ke tempat seperti itu. Targetnya kami adalah harus berhasil mewawancarai setidaknya satu orang PSK yang ada di sana. Mulanya aku pesimis bakal dapat narasumber seorang PSK. Mana mungkin ada PSK yang mau dengan mudahnya menceritakan tentang kehidupan malam mereka. Aku dan seorang temanku (cewek) mulai berburu informasi. Kami memasuki sebuah wisma, tapi pemiliknya mengatakan kalau mbak-mbaknya lagi keluar dan lagi istirahat. Aku pun berpindah dari wisma yang satu ke wisma yang lain, tapi pernyataan yang mereka lontarkan hampir sama. Aku bisa merasakan ada kesan ditutup-tutupi tapi apa boleh buat kami nggak bisa memaksakan kehendak. 15 menit sebelum waktu habis, aku dan temanku memasuki sebuah wisma. Kami ucapkan salam dan ada sahutan dari dalam. Disana aku lihat ada 3 orang wanita yang dari cara berpakainnya aku sudah tahu apa pekerjaan mereka. Memang pada awalnya agak sulit untuk meyakinkan mereka, tapi akhirnya kami berhasil mewawancarai mereka. Aku mewawancarai seseorang dari mereka. Ia sangat cantik, lembut dan sopan. Tapi maaf yah pembaca sekalian aku nggak bisa tulis hasil wawancaraku dengannya. Intinya itu pengalaman yang luar biasa bagiku.
Malam hari sebelum penutupan kami diperintahkan untuk membuat buletin sebanyak 30 halaman, dan itu harus dikerjakan selama 90 menit. Kebayang tidak...apa mungkin bisa ...yah..karena nggak bisa nolak akhirnya kami kerja saja apa yang kami bisa. Sampai-sampai untuk mengisi lembaran yang kosong kami harus emmbuat berita duka. Ada yang lucu di sini, karena ternyata ada seorang anggota kelompokku yang menulis "Berita duka atas meninggalnya Tuan X, semoga anda bahagia di alam sana". Eh..ada satu lagi, malam kedua kami nonton film tentang seorang jurnalistik yang di bunuh di Pakistan. Itu loh.. yang beberapa tahun lalu sangat ramai di gambar HP teman- teman tentang seorang tawanan yang di penggal kepalanya. Ternyata ia adalah seorang jurnalis, dan saat itu istrinya sedang hamil tua. Di film itu diceritakan tentang penculikan yang di alami oleh si jurnalis dan bagaimana usaha-usaha yang dilakukan oleh sang isteri dan rekan-rekan untuk mengetahui lokasi penculikan dan siapa dalang dari penculikan itu. Filmnya seru banget. Karena akhirnya sang isteri tahu kalau suaminya telah meninggal dari rekan-rekannya yang dikirimi vidio penjegalan yang terjadi pada sang suami. Untuk lebih jelasnya silahkan cari filmya sendiri. Tapi maaf yah saya lupa judulnya. Udah dulu ya..nanti akan ada cerita seru lainnya dan makasi banyak untuk pembaca semua. he..he..