Melihat kondisi yang terjadi sekarang, jiwa-jiwa kritisasi dalam diri kita bermunculan satu persatu. Idealisme vs kenyataan yang ada membuat kita melihat dunia dalam perpektif yang berbeda. Lalu apa yang sebenarnya harus kita lakukan. Mencari tokoh yang sempurna dalam segala aspek untuk kemudian diteladani sangatlah sulit karena pada hakikatnya perspektif “sempurna” tidak ada pada setiap manusia zaman sekarang . satu persatu solusi dan pernytaan untuk mencari pembenaran dilontarkan. Toh tak ada yang betul-betul menjadi pemecah solusi atas apa yang terjadi di dunia kita, terutama di sekeliling kita. Kita cuma bisa merasakan kekecewaan, dan apakah salah jika aspirasi kekecewaan itu diwujudkan. Kenapa masih ada sebagian orang yang memandang bentuk aspirasi kekecewaan itu sebagai bentuk pembangkangan. Bukankah tiap orang berhak atas aspirasi pemikiran mereka. Tidak bisakah kita terapkan prinsip saling mendengarkan, saling memahami dan saling mengingatkan. Apatah lagi jika semua itu ternyata akan membuat kondisi menjadi lebih baik. Satu hal yang pasti KEKECEWAAN berkepanjangan mungkin akan melahirkan KEBENCIAN.
Selasa, 11 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar